Kamis, 07 April 2011

Ludah Safura untuk Pak Presiden

 '' BANGUN !",dengan nada tegas Wahida membangunkan Safura yang masih tertidur di tikar bambu lusuh, dipojok ruangan sempit dan dingin dengan penerangan remang cahaya matahari pagi. Besi-besi hitam kokoh berbaris membentuk laskar penghalang di depan ruangan,tembok berlumut dan penuh coret makian menjadi latar yang kurang menyenangkan untuk ruangan itu." Sel 17,tempat gadis ingusan yang mendadak populer karena tingkah bodohnya meludahi presiden" sindir Wahida ketus. Safura bangun, tersenyum lalu berkata dengan riang "Selamat pagi Ibu Sipir? Kali ini siapa yang datang?". "Jangan bertingkah seolah saya resepsionis pribadimu!" Kata Wahida tajam. Wahida memang perempuan separuh baya yang dingin,kepala sipir yang selalu rapi denagn sepatu pantovel keras,seragam biru ketat, dan rambut terikat hairnet jaring,Wajahnya keriput, sangat serasi dengan kebiasaan hidupnya yang selalu menghindar dari kegiatan "tersenyun hangat"."Apa mereka membawa permen jeruk?" tanya Safura bersemangat."Bukan permen, mereka membawa sikiater untukmu,kuharap mereka mau menjauhkan gadis sinting sepertimu dari lingkungan ini"sahut Wahida. Safura tersenyum seolah baru saja disanjung atau mendapat respon hangat.

"Nanti saya pesan permen jeruk juga untuk anda, kak Seto pasti mau memberikanya",kata Safura riang sambil menari dan berjingkat keluar dari sel,berjalan mengikuti Wahida yang membawanya ke suatau ruangan.Safura berjalan sambil bernyanyi riang "Are you scary Madam? Are you scary Madam.." Wahida gemetar,entah mengapa Wahida merasa begitu takut pada Safura,belum pernah ia merasa seperti ini sebelumnya, Safura berbeda dari napi napi yang lain,dia agak misterius dan kadang terlihat sepert hantu."Apa kau menyindirku?" kata Wahida sambil melotot.Safura tersenyum janggal dan berkata "Menyenangkan bisa membuat orang dewasa merasa terancam".Wahida gemetar dan berlari menjauhi Safura.


Safura masuk ke dalam ruangan yang biasanya,ruang dimana sudah seminggu ini akrab denganya.Psikiater, Wartawan, Menteri,Kak Seto,FPi,KPAI, dan banyak tamu lain datang mengunjungi Safura dengan satu alasan, bertanya mengapa Safura berani MELUDAHI PRESIDEN saat Presiden datang kepenampungan anak jalanan tempat Safura tinggal. Ruangan ini lebar,bercat merah,dengan sofa nyaman dan pendingin ruangan,sangat nyaman untuk ukuran ruang tunggu.Semua ini sengaja dipersiapkan untuk Safura yang memiliki banyak tamu penting dari kalangan atas negeri ini berkat tingkah nylenehnya meludah pada sang agung presiden..yang kini juga menjadi alasan mengapa ia menginap di sel 17. Safura kaget..melihat sosok yang telah menunggunya,kali ini bukan Psikiater ataupaun Kak Seto seperti kata Ibu Sipir..
 "Selamat pagi Pak Presiden" kata Safura ceria,dan presiden membalas "Selamat pagi anak cerdas", kata pak Presiden dengan senyum hangat.


"Jadi..langsung saja,aku datang kemari untuk bertanya padamu anak manis,,". Safura memotong," Wah Bapak baik sekali,tapi bukankah saya sudah menjelaskan semua pada Bapak?".Pak Presiden tersenyum dan tidak mempedulikan Safura."Jelaskan padaku lebih banyak lagi..kenapa kau meludah dan mengacungkan pisau  padaku saat itu, sungguh aku tidak marah, aku sudah paham bahwa sebagai presiden,bukan mustahil hal itu terjadi padaku." Safura tersenyum, lau berkata "Saya ingin menulis,adakah pensil dan kertas?"


Hampir dua puluh menit Pak Presiden menunggu,sungguh aneh melihat Seorang Presiden dibuat menunggu, apalagi untuk orang pinggiran berumur 12 tahun seperti Safura,terlebih lagi dia pernah melakukan tindakan tidak terpuji padanya."Sudah selesai..Bapak bolem membacanya jika Bapak memberiku permen jeruk'' kata Safura dengan senyum Lebar. Presiden mengeluarkan bungkusan yang sudah beliau persiapkan,setelah mengetahui apa yang Safura sukai dari para tamu sebelumnya."Terima kasih" kata Safura riang.Pak Presiden mengambil kertas yang tergeletak di meja,kertas berisi tulisan tangan Safura,lalu mulai membacanya.


"Yang terhormat Bapak Presiden, saya Safura. Saya adalah orang yang paling mengagumi Bapak, saya setiap hari berdoa agar di ampuni karena  meludah pada Bapak.Saya membenci dunia,tapi saya tidak membenci Bapak. Saya pernah bertanya pada kang Sofian,bos pengepul uang saya jika saya mengamen,tentang kehidupan di penjara beberapa saat setelah ia bebas dari penjara. Setelah saat itu,saya begitu ingin masuk penjara. Kata kang Sofian,di penjara kita makan sehari 3 kali,dengan lauk yang terkadang ada ayamnya,dan yang paling penting adalah,itu semua GRATIS.Dipenjara kita diberi seragam layaknya siswa,seragan biru,warna yang bagus,,dari dulu saya ingin sekali memakai seragam,rasanya seperti jadi anak sekolahan.Karena saya dari kecil tidak sekolah,tidak ada yang mendaftarkan saya kesekolah."


"Dipenjara,kata kang sofian kita bisa tidur dengan alas tikar dan ubin yang bagus,dan kita bisa diajari mengaji, dan berkenalan dengan beberapa artis seperti Ariel Peterpan jika beruntung,saya hafal lagu Peterpan! saya bisa menyanyikan beberapa lagu untuk Bapak.Dunia luar kejam, saya sering seharian tidak makan, daya sering tidur tanpa atap,saya sering dimaki,saya sering dipaksa naik mobil satpol PP,dipukul,bahkan saya sering dipaksa telanjang dan digerayang dibawah jembatan layang. Dipenjara SEMUA ITU TIDAK SAYA ALAMI,saya memang kadang dipukuli sesama napi,tapi tak lama,pasti Ibu Sipir datang melindungi saya."


"Saat saya bertanya bagaimana cara masuk penjara pada kang sofian,ia menyuruh saya mencuri, membunuh, atau mencopet.Tapi saya tahu itu dosa yang sulit dimaafkan! saat saya bertanya cara lain,kang sofian marah dan berkata.. Bajingan tengik,kamu mempermainkan saya? kamu bilang kamu mau masuk penjara tanpa melakuakn dosa besar? bodoh! Kalau begitu,LUDAHI SAJA PRESIDEN !!"
Karena itulah tolong jangan bebaskan saya,saya sudah susah payah meludah pada idola saya untuk ada disini,tapi ternyata mereka bilang saya masih terlalu kecil untuk ada disini,dan apa yang saya lakukan telah dimaafkan presiden dan tidak bisa jadi alasan kuat untuk saya tetap ada disini..tolong say Pak,biarkan saya disini.



Presiden telah selesai membaca tulisan itu,mata beliau sembab.Safura masih tersenyum sambil mengemut permen jeruk saat ia sadar Pak Presiden memeluknya dan berbisik,"Safura,maafkan saya.."


END.

Senin, 04 April 2011

Nostalgia Kotak Biru

  "Braakk!" bunyi debam pintu berplitur putih dibanting, masuk lalu merebahkan diri di ranjang bermotif lebah madu kuning, Sofian nampak frustasi dan sedikit kalap.Handphone yang sedari tadi digenggamnya digeletakan begitu saja disudut kamar, bersama lusinan buku yang ditumpuk sembarang. Kamar Sofian cukup cerah dengan warna hijau salem, namun tak mampu membuat cerah benak dan piliran panas yang berpusing dikepala sofian sedari tadi. Nampaknya bertengkar lagi dengan seseorang yang biasanya membuat ia cerah .Bangun, berjalan kepojok selatan kamar, Sofian meraih gagang pintu lemari bergambar kucing ethar yang menaiki skate board, membukanya dan mengambil beberapa barang.Sofian menyingkirkan tas kecil,map plastik kaku biru yang berisi soal soal jam ke 0, lembar kertas Rapor semester 1 yang lusuh dan terlihat horor, lalu mengambil dua buah benda ; penggaris plastik 30 cm yang lunglai, nyaris seperti sampah dan kotak kayu besar biru yang terawat baik.Ada begitu banyak benda didalam kotak itu.

     Sofian naik ke ranjang.Dering Ringtone Handphone diabaikannya,mata dan perasaannya lebih fokus pada kotak kayu biru yang ada dipangkuannya. " Kotak ajaib..tolong buat semua rasa ini menjadi lebih mudah..kuharap-" jelas benar bahwa itu adalah kalimat pengharapan untuk mendapat perasaan yang lebih nyaman dari apa yang ia rasakan saat ini,berbisak pelan,sofian membuat monolog,bersua dengan tembok dan dirinya sendiri. Kotak biru ini jarang sekali ia buka, kecuali dalam rangka mereparasi kekacauan perasaanya.Kotak biru yang berisi kenangan 3 tahun terakhir ini adalah benda ajaib,tak pernah gagal melukiskan senyum digurat wajah sofian.Membuka kotak, mengeluarkan beberapa barang,Sofian memulai kegiatan ini.

    Sofian mengambil bungkusan plastik transparan yang terlihat mewah,didalamnya ia bisa melihat beberapa benda ; PCM merah putih, kopiah hitam dengan lencana garuda emas,sepasang Evolet mengkilat hijau bergambar teratai, dan sarung tangan rajut putih yang masih terawat baik."PASGA 12.." ia berucap lirih sambil tersenyum,mengingat apa yang ia alami beberapa tahun terakhir. Selalu membuatnya berdebar hebat saat melihat benda benda itu." Jika aku Voldemort.. aku akan menjadikan benda benda ini sebagai Horcrux yang membuatku abadi".Sayang pikiran busuk sofian terlalu fiktif. ''Wahhh..." Sofian nyengir idiot saat melihat bungkusan plastik ke 2, isi bungkusan ini masih bertema sama dengan yang pertama,namun isi nya jauh berbeda rupa ; Kertas SEGI DUA BELAS dengan peniti emas, uang 500 rupiah bergambar monyet,uang logam 50 rupiah,uang kertas 100 rupiah,mantel kelalawar berwarna merah, lilin merah-putih, dan yang paling faforit adalah sebuah foto, foto sosok Sofian yang terlihat lebih ramping dengan baju keagungan putih, bersama dua lusin lebih teman temanya yang berpenampilan sama."Hahahahahaha" tawanya renyah.Kemudaian Sofian berbaring sesaat,memejamkan mata,tersenyum sendiri,lalu bangkit meraih benda selanjutnya.

   Benda-benda selanjutnya berbicara banyak tentang seorang gadis yang disayanginya.Indah Fitriani.,enggan bermain dengan emosi nya,takut menjadi melankonis seperti bukan laki-laiki, sofian tersenyum menghibur diri. Liontin perak dengan siluet bocah perempuan,yang nampaknya--atau memang sebenarnya-berposisi bergandenagn tangan (tentu saja dengan bagian satunya), Kaleng yang ditempel kain flanel  berwarna orange jeruk dan gambar popay yang ditempel ditengahnya,puluhan lintingan kertas kecil yang dimasukan kedalam potongan sedotan berbagai warna (berisi pesan singkat) dengan makna tergantung warna sedotan,yang pastinya sofian paham benar apa isinya namun enggan membukanya karena takut merusaknya dengan tangan cerobohnya. Melirik kebarat, Sofian meraih bantal berbentuk tangan gempal yang lagi lagi berwarna Orange jeruk,tiap malan jadi teman tidurnya.Kalau saja ukuran bantal ini tidak jumbo,mungkin sofian akan berfikir untuk mendaftarkannya menjadi anggota barang dalam kotaknya.Puluhan foto, lusinan surat,dan puluhan benda lain yang terlalu privasi untuk dideskripsikan gamblang.Sofian mengamati benda benda ini perlahan dengan berbagai macam ekspresi ; tersenyum, tertawa, melamun bego,atau bahkan sedikit-mungkin lebih- terharu.Sofian keluar kamar sejenak, bergumam pada dirinya sendiri tentang hal alasan klise "cari udara segar" yang alih-alih jadi argumen jastifikasi pembenaran untuk lari dari sesuatu."LOVE Yah?"

    Kembali kekamar setelahnya, jam menunjukan kalau sekarang sudah terlampau larut malam,pukul 01.17,sialnya, mata sofian masih belum terlalu akrab dengan perjodohan peraduan.Memutuskan untuk melanjutkan kegiatan ini,Sofian bersimpuh diteras putih marmer kamarnya,menghela nafas,lau kembali bermain denagn Kotak Birunya. "OSIS GANESHA" waahhh ; foto-foto kegiatan,KT,MOS, Album kenangan,Buletin Ganesha, siluet jas biru,teman teman moron, buku agenda setebal 4 cm,hitam,bersampul kulit dan berlabel ketua, kartu peserta berbentuk kupu kupu dan Genesha yang mati matian dibuatnya dengan kekurangcakapanya menggambar,dan foto rapi siswa berjas biru,berderet dengan senyum formal namun hangat,3 generasi.Sofian tak banyak menyimapn benda benda tentang OSIS,lebih banyak menyimpan kenangan abadi di pikiranya,tentang kakak kakak yang ia kagumi, sahabat-sahabat kental yang ia anggap keluarga,adik adik bandel yang ia cintai,dan tanda setumpukan foto,surat-surat dan yang paling mengagumkan adalah surat yang ditulis langsung oleh tokoh kharismatik berjenggot perak panjang yang amat ia hormati." Bagian kenangan ini, apapun akan kulakukan untuk bisa mengulanginya berulang kali" ahh suka berkhayal rupanya sofian,tipologi 4.


     Masih banyak yang harus kulakukan untuk menyelesaikan masa putih abu-abu

Sofian membaringkan diri,menarik badan kedalam selimut,tidak membereskan barang-barangnya karena sudah terbujuk rasa lelah,membuka matanya sejenak, mengusap matanya yang merah dan berair (pastinya bukan disebabkan hadirnya rasa kantuk),lalu terlelap begitu saja,seperti ribuan malam sebelumnya.


Putaran Waktu mampu memisahkan segalanya, namun Kenangan tak pernah gagal untuk mempertemukanya kembali.

Sabtu, 02 April 2011

First Posting

Sofian Palupi
23 July 1992

Saya Autis
Yap,apa adanya saya memang seperti ini, saya suka sekali memegang penggaris kemana-mana. Tujuan saya bukan menjadi ahli ukur,karena saya membawa penggaris ditangan nyaris disetiap tempat bahkan saat berada di tempat yang tak pantas membawa benda seperti itu (Mushola <Astagfirullah>,WC,ruang kepala sekolah, rumah sakit,atau di depan ortu pacar saya (~.~) }bukan untuk mungukur sesuatu secara kuantitatif..

Lalu untuk apa? saya melakukanya untuk..
Digoyang goyangkan di tangan saya..
itu saja fungsinya,baik, bagi anda itu tak penting, tapi bagi saya kegiatan ini sangat esensial (Hah?)
Entah mengapa.
oh ya,benda benda yang saya mainkan bisa di subtitusikan tergantung latar dimana saya berada.
contoh : Penggaris subtituated by "sikat gigi" saat saya di kamar mandi.hahahahahahaha.

Alhamdulilah orang orang disekitar saya sangat maklum,saking maklumnya hingga kadang ada orang yang memberikan penggaris untuk hadiah ulang tahun saya,padahal dibungkus kado secara mewah, tapi isinya ya pengggaris...hahahaha

ini posting pertama saya
tidak penting.